Cerita tentang Suku Samin dan Pabrik Semen Gresik

| |

Setelah dua minggu underpressure banget, setelah tiga minggu terganggu jiwanya karena satu alasan yang bernama tugas, setelah dua minggu badan pegel semua, gak tidur, gak makan, gak minum dan gak napas boong banget si lo des.., akhirnya uas dan segala tetek bengeknya selesaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiiiiiiiii....

Terus perasaanmu sekarang gimana???

Losss...lega...ada yang menghilang dari relung hati terdalamku. Entah rasa apa itu namanya. Dia sekian lama mengendap di jiwa dan dasar lubuk hatiku. Aku bahagia.

Ih, biasa aja ngapa?? Namanya juga anak kuliahan. Wajar kali ada tugas, uas dan tetek bengek.

Semester ini diperkirakan akan hancur. Kenapa? Karena disamping uas ada tugas-tugas tambahan uas yang dikumpul pas hari ujian mata kuliah yang bersangkutan, yang menguras tenaga, biaya dan waktu, jadi hanya memiliki sedikit kesempatan buat belajar. Jadi ni misalnya hari senen ujiannya psikologi lingkungan ama observasi, nah dua-duanya ada tugas, jadi dua-duanya dikumpul pas uas itu.

Iye, des tauk..kita gak bego-bego banget kok...

Ujian hari pertama adalah psikologi lingkungan dan observasi. Kebetulan yang ujian tulis cuma psikologi lingkungan. Tapi walau cuma psikologi lingkungan, membawa petaka yang gak ketulungan dah... Menghancurkan harapan pokoknya.. Soalnya si cuma dua, tapi jawabannya bikin tangan kram, gak bisa gerak, terus mati. Gak si, gak segitunya. Jadi soal pertama begini kira-kira, buatlah sebuah proyeksi masa depan tentang kondisi lingkungan di Indonesia dan dunia, dampak-dampaknya terhadap manusia, bagaimana cara mengatasinya, dan kontribusi apa yang bisa anda berikan sebagai calon SARJANA PSIKOLOGI???(AMMMIIIIIIEEEENNNNN)→ yang pasti di soal aslinya gak ada kata amiennya begitu.

Ini soal kayaknya berkesan banget sampe aku hapal diluar kepala. setelah kertas soal dan jawaban dibagikan, si bapak dosen bilang , “soal ini bisa dijawab dengan mudah dalam waktu 10 menit saja, tapi kalau anda paham dan benar-benar mencermatinya dengan baik, jawaban dari soal ini adalah keseluruhan makalah yang anda buat dalam semester ini, dan tidak akan selesai jika diselesaikan dalam waktu satu jam ”. GLEK... Ekpresiku si biasa aja...menelan ludah lalu melongo.

Cepet atuh Desi. Waktu cuma 60 menit jangan diabisin buat ngumpulin ences. Akhirnya secepat mungkin aku bikin karangan (gak ngarang-ngarang banget yang pasti). Kalo gak salah kemaren jawabanku tentang masalah lingkungan yang bakal dihadapi warga dunia adalah polusi baik udara, air, maupun suara, terus masalah pemukiman (secara ditengah meningkatnya penduduk dunia bukan tidak mungkin dunia ini makin sesak dan padat), dan yang paling penting adalah GLOBAL WARMING.... Hufff... Jawabanku banyak banget. Dua halaman folio dengan tulisan besar-besar akhirnya selesai. Intinya, dua halaman folio dengan tulisan besar-besar berarti bisa disamakan dengan setengah halaman dengan tulisan yang kecil-kecil, bukan??? SEMOGA BUKAN!!!

Yah sepertinya mahasiswa-mahasiswa yang lain, aku pun terlihat asik mengerjakan soal nomor pertama ini. Karena jujur ngarang pun bisa. Seng penting mah pinter merangkai kata aja dijamin lulus ujian. Eits, tapi teori psikologi lingkungan tetep masuk dan disertakan guna menganalisis dampak dan cara mengatasi masalah-masalah lingkungan terhadap manusia. Ehem...sekali-sekali aku pinter gak apa-apa donk..

Songong ih!!!

Sekarang kita masuk soal nomor 2. Pertanyaannya seperti ini kira-kira... Jadi di Pati itu akan dibangun Pabrik Semen Gresik, kita disuruh ngasih pendapat tentang pembangunan pabrik tersebut, disertai dengan manfaat, hambatan dan dampaknya bagi lingkungan dan perilaku-perilaku masyarakat sekitar. Sebenernya si kalo cuma bersandar ama ilmu-ilmu psikologi lingkungan jawaban ini bisa dikarang mampus. Pokoknya ntar hubungannya ke masalah limbah, polusi dan pendapatan masyarakat bertambah. Jawaban standar yang bisa diperpanjang dengan kalimat-kalimat serba ‘nggambus’ (baca:berdasarkan teori ilmiah yang dibuat dan dibuktikkan sendiri ketidakbenarannya) serta dengan tulisan yang besar-besar sehingga kertas folio dengan cepat merayap penuh.

Tapi ada beberapa perkataan si dosen yang bikin tenggorokan tercekat, tangan menjadi kelu, otak berhenti berpikir sejenak, dan napas menjadi tersengal-sengal ih, desi dari tadi jayus deh. Si dosen bilang “Dalam soal yang nomor dua, yang saya nilai adalah keluasan data yang Anda ketahui dan bagaimana analisis Anda dalam menanggapi masalah tersebut. Jadi kalo Anda termasuk orang-orang yang senang mendengarkan berita, membaca Suara Merdeka atau Kompas maka Anda akan dengan mudah menganalisis jawaban ini. Tapi jika Anda adalah orang yang senang melihat reality show Termehek-mehek maka Anda pasti tidak akan tau jawaban ini”. Duaarrrrrrrrr!!!!! Kalimat yang terakhir pas banget buat aku. Pak, plis ya... temen aku yang dari Pati aja gak tau kalo di Pati mau dibangun Pabrik Semen.

Si bapak Dosen yang baik melanjutkan kata-katanya. “Untuk menjawab pertanyaan ini Anda harus mengaitkan hubungannya dengan suku Samin, hasil analisis yang dilakukan oleh UNDIP dan UGM mengenai pembangunan pabrik semen tersebut, mengapa kedua lembaga ini memberikan hasil analisis yang berbeda, UNDIP pro sementara UGM kontra, kemudian Anda juga bisa mengaitkannya dengan bagaimana kondisi Pabrik semen Gresik yang berada di Gresik sekarang”. Suasana di kelas tiba-tiba ramai, riuh rendah. Protes tak terbalas dari mahasiswa kepada bapak dosen. Dan akupun tak dapat berkata apa-apa.

Mati aja lo des!!!! Aku yang pertamanya udah bahagia dengan rencanaku untuk mengarang indah dengan segenap jiwa seni yang kumiliki, yang akan kuukirkan lewat huruf-huruf ber-size besar di kertas folioku dan dengan seluruh gambusan-gambusan yang mempesona serta elok, tiba-tiba lenyap dimakan dan diperdaya oleh perkataan si dosen. Hancur sudah semua rencana gambusanku. Hilang masa depanku yang bahagia. Kenapa bapak dosen bilang begitu!! Menghancurkan semangatku untuk membuahkan teori-teori baru (baca:gambusan) yang lebih canggih dibanding Bell, Skinner, Jung, Pavlov apalagi Freud!!!

Musnah sudah harapanku. Luluh lantak tak berbekas. Akhirnya jawaban nomor dua hanya 10 baris. Ya, 10 baris. Merosot tajam dari jawaban soal nomor satu yang dua halaman folio. Dan plis ya, jawabannya gak mutu banget.

Yang pasti aku gak banyak berharap dari si bapak dosen ini. Aku pasrah. Tapi aku gak mau ngulang. Aku gak mau ngulang. Tapi gimana caranya? Adakah seseorang yang bisa memperbaiki jawabanku? Jika tidak, biarkan aku mencarinya sebentar di google. Sebentar saja... Lalu aku jawab dengan benar. Bapak dosen pasti senang kan, kalo jawaban ujian anak didiknya benar? Atau malah sebaliknya??? Apa????!!! Jadi bapak dosen mau menjebak kami???!!!

Ih desi apaan si?? Gak usah histeris gitu deh!!!

Mana boleh atuh dicari dulu, itu bukan ujian namanya... bawalah semua harapanmu pulang ke kampung halaman, nak... kau akan bahagia disana. kau hanya akan melihat kebun nanas yang terhampar luas, tanpa harus memikirkan SUKU SAMIN dan PABRIK SEMEN GRESIK... Damailah nak kau disana...

Whatever about SUKU SAMIN dan PABRIK SEMEN GRESIK... Daripada aku bingung, resah dan gelisah memikirkan jawaban ujian tadi lebih baik aku melihatnya. Melihat sesuatu yang dapat memberi angin segar, merangsang dan membuncahkan gairahku. Lho?? merangsang???

Seusai ujian, aku mencari-cari sesuatu di luar ruang ujian tepatnya dilantai tiga. Lalu menuruni tangga lantai tiga. Mungkin lebih tepatnya bukan sesuatu tapi seseorang... Someone who become a trigger untuk tetap pergi ke kampus dan tersenyum...

NB: Cerita ini aku buat setengah tahun yang lalu. buat temen-temen yang ikut psikologi linkungan semoga mengerti… hahaha

0 comments:

Post a Comment

i love latte and wish a good time for you all