WAGU FOR TODAY

| |


Mayday, mayday… Mau cerita tentang hari ini. Hari ini adalah sebuah pembuktian bahwa kita bertambah tua, kita bertambah dewasa dan banyak hal penting yang harus kita pikirkan. Misalnya saja tugas-tugas kuliah kita, ujian kita, uang bulanan kita sebagai anak kos, dll. Seharusnya dengan makin banyaknya hal yang harus dipikirkan, kita harus lebih bisa memanage teknis dan waktunya dengan baik agar hal-hal penting tersebut tidak keteteran dan tidak terurus dan terlupakan (prolog yang terlalu basa-basi). Namun, tidak jarang pula saking banyaknya hal yang harus dipikirkan kita jadi melupakan sesuatu yang lain, salah satunya adalah dompet. Yap!!! Dompet.

Beberapa bulan atau sekitar setengah tahun yang lalu aku kehilangan dompetku. Mengenaskan sekali. Waktu itu di bulan desember, dua hari setelah hari burungku. Dompetku lenyap dari kamarku, raib entah kemana. Berbagai spekulasi alias prasangka buruk ditujukan kepada seseorang yang akupun gak tau orang itu siapa karena aku yakin yang mencuri dompetku adalah orang diluar kosku. Satu kos heboh atas hilangnya dompetku. Setiap orang bertanya berapa banyak uangnya, ada apa saja isinya, kapan ilangnya, gimana ceritanya, dll dsbg. Tapi entah mengapa sebenarnya aku merasa dompetku masih ada di sekitarku. Aku merasa dompet itu tidak hilang.

Semenjak kepergian dompet tercintaku itu, aku merasa kesulitan. Aku merasa hidupku tidak berjalan dengan normal. Aku tidak punya identitas atau KTP, KTM juga ikut hilang, ATM juga ikut hilang, poto-poto, kartu-kartu gak penting semuanya hilang. Mau ambil uang saja jadi repot setengah mampus, mau pinjem buku perpus juga gak bisa, mau nyewa CD ribet. Mau buat lagi ATM dan KTM bermasalah banget. Prosedur dari bank yang bersangkutan ribet banget. Aku bahkan sempat jengkel dengan salah satu pegawai bank saat sedang mengurus ATM dan KTMku. Aku juga ngurus surat kehilangan ke kantor polisi. Setidaknya dalam waktu 1 bulan aku terlunta-lunta tanpa dompet dan ATM. Mau ambil uang pake buku tabungan juga kesulitan karena harus menggunakan KTP setelah tiga kali penarikan sementara KTPku juga kan ikut hilang, jadi bagaimana aku bisa menunjukkan KTPku? Lalu bagaimana aku bisa membuatnya? Sementara rumah kediamanku nun jauh disana? Derita dan nelangsa tanpa dompet amat sangat menyakitkan.

Berbagai usaha aku lakukan untuk memulihkan identitasku. Aku membuat KTP baru, membuka rekening baru di bank lain untuk membut ATM, menggunakan surat kehilangan dari kepolisian untuk membuat KTM. Akhirnya aku terlahir kembali. Lebay … aku juga membeli dompet baru yang harganya lebih mahal daripada dompetku sebelumnya tapi ukurannya lebih kecil dan tidak mantap sama sekali. Aku keluarkan banyak uang untuk memperbaharui itu semua. Dasar maling kurang ajar!!!!

Aku juga sempat mendapat nasehat dari Bapak Zaenal Abidin,, yap!! Pembantu dekan 1. Waktu itu aku sedang membuat surat keterangan kehilangan dari kampus. Lalu beliau memanggilku dan mengajak bicara. Beliau mengatakan bahwa ikhlaskan saja yang sudah hilang. Siapa tau di dalam dompetmu itu ada harta milik orang lain. Waow!!! Tenang sekali mendengarkan wejangan dari bapak PD ini. Yah… kata-katanya mantap. Orang tua juga tidak lupa memberi nasehat dan petuah supaya lebih berhati-hati untuk menjaga barang sendiri. Sebenarnya tanpa diberi wejangan pun aku sudah merelakan dompetku karena aku merasa aku memang teledor dan tidak berhati-hati. Jadi itulah ganjaran atas perbuatanku.

Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan berganti bulan. Seminggu lagi aku akan berangkat KKN ke desa. Aku harus bersiap-siap. Akupun membeli sebuah tas plastik besar berwarna hijau yang bisa dilipat dan akan aku gunakan untuk membawa barang-barangku ke desa nantinya. Tapi aku merasa tas itu juga tak terlihat beberapa hari ini. Aku merasa terakhir kali aku meletakkannya di dalam lemari, tapi setelah kuperiksa ternyata tidak ada. Akhirnya aku mencoba menggeledah lemariku satu-persatu karena aku yakin tas itu ada di dalam lemari. Aku membuka sebuah tas hitam yang terletak di sudut lemari. Setelah kubuka aku bukan menemukan tasku tapi malah DOMPETku yang sudah setengah tahun yang lalu hilang diambil orang. Aku jadi bertanya bodoh “kenapa dompet ini ada disini?”, “kenapa isinya msih utuh?”, “siapa yang meletakkannya disini?”. Pertanyaan-pertanyaan bodoh itu berujung pada satu kesimpulan yang menyatakan bahwa AKU PIKUN. Yap… dompet yang sudah usang dan terlupakan itu kini memunculkan dirinya kembali. Apa yang harus aku katakan? Apa yang harus aku rasakan? Dasar pikuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuunnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!!! Itu yang ada di otakku saat ini dan untuk selanjutnya…

Lalu sekarang pertanyaannya dimana tas plastic besar berwarna hijau yang bisa dilipat itu???

0 comments:

Post a Comment

i love latte and wish a good time for you all