FOURPLAY

| |





Dalam kancah style smooth jazz, kelompok ini boleh dibilang sebagai sebuah supergroup. Bagaimana tidak? Kelompok ini dibentuk oleh para tokoh smooth jazz yang sudah banyak pengalaman. Bob James (keyboard & piano), Nathan East (bass), Lee Ritenour (gitar) dan Harvey Mason pada tahun 1991 bergabung untuk membentuk Fourplay. Dengan catatan, posisi pemain gitar pada tahun 1998 digantikan oleh Larry Carlton.

Embrio terbentuknya kelompok Fourplay ini adalah ketika Bob James mengundang rekan lamanya Harvey Manson untuk membuat album “Grand Piano Canyon” pada tahun 1990. Penggarapan album tersebut juga melibatkan Lee Ritenour dan Nathan East, di mana momen itu menjadi pertama kalinya mereka semua dapat tampil bersama.

Harapan awalnya dengan menekankan popularitas Bob James dan Lee Ritenour, album tersebut mendapat respon pasar yang tinggi angka penjualannya seperti dalam album-album mereka sebelumnya. Akhirnya mereka semua justru sepakat untuk membentuk sebuah kelompok baru pada tahun 1991.

Album “Fourplay” keluar pada tahun 1991 dengan salah satu hitnya ‘Bali Run’ yang berhasil mengambil hati para pecinta musik jazz di Indonesia. Tembang tersebut barangkali hasil dari penampilan Bob James bersama Lee Ritenour di JakJazz Festival ’91. Di mana dalam kesempatan itu mereka juga sempat berlibur di Pulau Dewata. Koleksi hit lain dalam album ini adalah ‘After The Dance’ yang vokalnya diisi oleh Nathan East.

Dua tahun kemudian, mereka merelease album “Between The Sheets”. Dalam album ini, penampilan mereka lebih kepada corak musik easy listening, pop dan dalam beberapa tembang, vokal Nathan East cukup mendominasi. Penyanyi-penyanyi terkenal seperti Phil Collins, East, Patti Austin dan Peabo Bryson ikut dihadirkan dalam penggarapan album “Elixir” pada tahun 1994. Sebuah hits lama milik Phil Collins ‘Why Can’t It Wait Till Morning’, pada waktu itu kembali ramai diputar di radio-radio Indonesia. Album ini juga sedikit menonjolkan gaya permainan gitar Lee Ritenour yang khas.

Setelah empat tahun mereka absen dari peredaran karena kesibukan masing-masing personilnya, album dengan judul yang simpel “4” keluar dengan perubahan personil; Larry Carlton menggantikan posisi pemain gitar Lee Ritenour. Hal ini terjadi karena Lee Ritenour lebih sibuk untuk mendirikan label rekaman barunya Peak Records. Dengan masuknya Carlton ke dalam kelompok ini, pada awalnya ada dugaan kalau penampilan kelompok ini akan lebih keras dan menonjolkan unsur musik funk dan rocknya, meskipun akhirnya dugaan itu salah. Carlton justru menyesuaikan dengan gaya gitaris sebelumnya dan mereka semua tetap tampil lembut dengan sentuhan penggunaan alat loop dan sequencer. Pada tahun 1999, mereka kembali dengan album “Snowbound” yang berisi komposisi-komposisi terkenal yang berkaitan dengan perayaan Natal.

Pada tahun 2000, keluar album “Yes, Please”. Album ini sedikit memberi gambaran bahwa mereka juga mulai tertarik dengan musik elektronik namun tetap dalam kemasan yang lembut dan komunikatif. Seperti penampilan mereka dalam tembang ‘Robo-Bop’. “Heartfelt” keluar dalam tahun 2002 dengan penonjolan masing-masing kekuatan musisi, meskipun tetap digarap dalam studio. Nuansa yang sedikit berbeda muncul dalam album “Journey” di tahun 2004. Sentuhan gaya Eric Clapton cukup terasa dalam album ini. Dalam bulan Agustus 2006 ini, mereka juga telah mengeluarkan album terbaru mereka dengan judul “X”. Menandakan album kesepuluh mereka.

Sebagian besar karya-karya mereka lebih mewakili dari gaya yang kental unsur musik pop atau r&b yang dikemas dengan beberapa sentuhan harmoni musik jazz yang ringan dan komunikatif. Keberhasilan mereka secara komersil juga terbukti dengan lima album pertama mereka pernah menempati posisi puncak dari Top Contemporary Album dari Billboard Charts. Selain itu, beberapa albumnya juga sempat masuk dalam daftar nominator Grammy Awards. (*/Ceto Mundiarso/WartaJazz.com)

2 comments:

Anonymous said...

hello... hapi blogging... have a nice day! just visiting here....

jegal said...

pertama kali liat ini band pas di acara jazz di jak tv
langsung terpaku dengan permainannya lee ritenour

Post a Comment

i love latte and wish a good time for you all